Friday, October 26, 2012

He is my Flashback Part 1

Sabila melihatnya 'oh my god itu dia'...
Cowok cool di sekolahnya. Cowok itu akan menyukainya balik?. Menurutnya itu tidak mungkin terjadi, cowok seperti itu tidak akan memerhatikan cewek seperti Sabila yang berambut panjang hitam lurus dengan kacamata. Lagipula kelas mereka bersebelahan dan selalu saja bertemu muka, saat mau ke kantin ataupun mau pulang.

Sabila punya seorang teman yang dekat dengannya dan dia ada di kelas sebelah yaitu,Yuni. Mereka selalu pulang sekolah bersama.. dan Yuni mengetahui kalau temannya ini menaruh hati pada Irfan.

   "Cie Sabila udah mulai ya.. ntar dia belum keluar, dia lagi piket,sab"  Yuni menggoda Sabila yang ingin melihat wajah Irfan keluar kelas, pipi Sabila pun memerah. Eh, tiba-tiba Irfan keluar dari kelas.

   "Yun, gua udah ya piketnya" Irfan izin pulang sama Yuni, Yuni kan seksi kebersihan dia harus berhasil membuat Irfan piket. Irfan mulai meninggalkan kelas dia berbalik ke arah tangga untuk turun, namun kepalanya menoleh kebelakang melihat ke Sabila heran. Sabila pun menunduk malu. Namun,Irfan berbalik lagi dan melanjutkan menuruni tangga.

"Yuni, kenapa dia ngadep ke aku?" Sabila kegeeran itulah dia, hehe
"Dia heran aja kali, tiap pulang sekolah selalu ada kamu disamping aku" Yuni menjawab dgn senyum lebar
"Smoga aja dia nyadar, aku pengen ngomong sama dia walau sekaliii aja.." Sabila menghayal kepalanya terdongak ke atas
"Dia aja gak tau nama kamu,sab sab.. hehe piss" Yuni kembali menggoda
"suatu saat nanti dia pasti tau kok :p" Sabila melewek ke Yuni

Lalu mereka pulang menuruni tangga sambil bercakap-cakap tentang Irfan.

#
Keesokan harinya senam, Sabila selalu mengambil barisan yang sama dengan Irfan. Dia juga selalu memerhatikan Irfan senam, namun dia tidak puas, Irfan selalu saja tidak menekuni senam dengan baik. Dia selalu saja diam saat di beberapa gerakan tertentu katanya sih supaya tetap kelihatan cool. *haha* Memang selama ini Sabila terlau menonjol bagi Irfan, irfan selalu heran dengannya. Namun, saat Irfan mau melihatnya dia selalu menunduk.

Kali ini saat senam Irfan berniat memerhatikan anak itu, Irfan selalu heran dengannya.

#
Keesokan harinya,

"Anak-anak.. besok perpisahan kelas 9 kalian, kalian harus siap. Silakan memakai pakaian formal, laki2 memakai jas dan yang perempuan harap memakai dress panjang oke?" Bu Muji menjelaskan di depan kelas, sebenarnya ocehannya panjang sekali, Sabila menanggapinya dengan serius karena itu sangat penting. Ini juga berhubungan dengan Irfan, bagaimana kalau Sabila tidak bertemu dengannya lagi? oh, hancur sudahh.. apalagi Sabila malu mau mengucapkan salam perpisahan pada Irfan.. 'Tidak mungkin' katanya. Irfan juga belum tau namanya, juga identitasnya, huh.

Sabila geregetan mau curhat sama Yuni ttg ini, dia nggak sabar nungguin istirahat.

#
Tettttt... bel istirahat akhirnya nongol juga.
   Sabila keluar kelas, dia menuju IX D untuk memanggil Yuni, teman curhat sejatinya itu.

"Permisi, ada Yuni nya nggak?" Sabila berkata dengan semanis mungkin, sesekali membenarkan kacamatanya. Diam-diam dia celingak-celinguk nyari sosok Irfan, eh ternyata.

"Tuh, Yuni nya... Woyy Yuniii.. ada temen elo!" Suara Irfan ternyata yang membalasnya namun jauhh sekali dari pintu tempat Sabila berdiri. Sabila kaget, tangannya mendingin. Namun, segera terobati karena Yuni mulai mendekat.

"Apa,sa?" Yuni mendekat ke arah Sabila dengan senyum nakal, Yuni menyadarinya dan tertawa keras saat sudah di luar keras.. mereka sekarang di balkon berpegangan di tiang menghadap ke bawah. Sabila memukuli Yuni dengan wajah memerah, "Yuni! Yuni ini lohh!!! huh"

   "Apasih tapi lo seneng kan?? ha ha ha ha.." Yuni menyahut kayak nggak ada dosa nya -_-
   "Biarin ah,"
   "kenapa manggil aku,sa?" tawa Yuni mulai berhenti namun masih ada sisanya sedikit *eh.
   "Besok udah perpisahan yun :' hiks" Sabila ica-ica nangis, tapi memang sbenarnya dia pengen nangis sih.
   "cup cup.. ya kenapa?? lo gak mau SMA??!"
   "mau lah yun, tapi si Irfan belum tau apa-apa tentang gue,hiks" Sabila menunduk dan membenarkan kacamatanya.

"Kalo gitu kasih tau aja ke dia sekarang!"
"Tapi itu aneh yun, masa tiba-tiba gue ke depan dia abis itu bilang 'hey, gua sabila dari kelas sebelah' GITUU?? ANEH YUUN!"
"iyasih -_- pasti dia kaget yaak.. HA! kalo gitu gimana kalo gue aja yang ngomong!"
"terserah sih.."

Akhirnya, mereka sepakat dan kedua teman itu mengucapkan satu sama lain dan hampir menangis lalu tertawa lagi, Irfan melihat mereka dari jauh, namun tak bisa mendegar semuanya. Dia semakin penasaran, dan rasa penasaran itu akan dijawabnya besok saat perpisahan tiba.

#
Hari perpisahan SMP Darma berlangsung dengan lancar, pertama disajikannnya lah sambutan-sambutan dari para guru, ketua OSIS dan yang lainnya. Pada saat acara hiburan, para peserta perpisahan diperblehkan beranjak dari kursi menemui teman-temannya dan foto-foto.  Tentu saja Sabila menemui Yuni yang ada di dekat komplotan anak IX D, Sabila terlihat elegan sekali kan dia orang kaya, keren deh dress nya pkoknya. Dia melepas kacamatanya dan rambutnya di ikalin sedikit supaya terlihat gak terlalu straight formal. Lagian di acara perpisahan gak baca buku apa apa kan, yaudah tuh kacamata gausah diapake. Yah, berhasil deh si Sabila nyuri perhatian Irfan apalagi sabila rese bener narik-narik Yuni untuk ke tempat lain.

"Yunii.. ayook"
"Kemana, sa?"
"terserah"
"Gausah salting sih sa.."
"Huss"
"iya iya.."

Akhirnya Yuni mengikuti sabila juga, Irfan hanya heran memandangi Sabila yang ke gupekan. Irfan beranjak juga mengintili mereka. Dia melihat dari jauh sambil ica ica minum soda.

"Udah udah cantik lo itu sa.."
"bukan itu, kamu udah kasih tau identitas aku ke dia?"
"belom"
"yah-_- koplak"

Sabila dan Yuni merasa diawasi, mereka perasaan hanya berdua jauh dari keramaian suara mikropon MC yng nyebelin. Itu Irfan namun mereka tak menyadarinya.

"Lo liat sesuatu gak sa? atau denger gitu?"
"enggak yun, lanjut deh..."
"eh, entar gue kelupaan sesuatu. lo tunggu sini ya"

Yuni meninggalkan sabila sebentar di sana.. sementara itu Sabila mengisi kekosongan dengan mengupload stts, lewat Blackberry nya. Eh,Tiba-tiba.. Bunyi sepatu seseorang terdengar dari belakang Sabila, saat sabila berbalik badan ternyata .. IRFANNN!
Sabila kaget, dia membeku dan diam, pupil matanya mengecil dan tangannya kembali mendingin. Irfan menatapnya sinis penuh penasaran.

Irfan masih menatapnya, penasaran dan berusaha meneliti wajahnya. Karena dia masih nggak ciren Sabila ggak pake kacamata. Sabila sendiri yang masih berbalik badan heran, apa yang mau dilakukan irfan. Namun, pikiran sabila terhenti, dan dia membeku tak tau mau berbuat apa.

Mikropon MC yang rese berbunyi dengan suara bu Muji, tampaknya Sabila tak mendegarnya.
"Bagi yang merupakan siswa IX E harap ke atas panggung sekarang untuk berfoto. terimakasih"

Kalimat itu terus diulang dengan suara MC yang lain, karena siswa belum lengkap diatas panggung termasuk Sabila yang masih membeku di hadapan Irfan. Namun, dalam detik itu juga tangan Sabila ditarik temannya.
 Dengan berlari Sabila ditariknya, temannya itu juga bilang kalau mereka harus bergegas, karena Bu Muji sudah tidak sabar menunggu.
     "Lekas dikit sih,Sab!" kata temannya sambil menarik Sabila.

#
Di tempat lain Irfan merasa aneh, anak itu selalu saja hilang tiba-tiba, padahal kan dia ingin bicara. Dia sangat penasaran sekali terhadap anak itu, bahkan Irfan saja tak tahu namanya.
   Tiba-tiba Yuni datang..
"Lho.. Irfan!" Yuni terbelalak melihat Irfan disini
Irfan terdiam, dia masih bingung.

"Mana dia?" Yuni mencari-cari Sabila dengan matanya, dan hasilnya nihil
"Dia pergi" Irfan menjawabnya dengan cuek lalu langsung meninggalkan Yuni disana. Dalam sekejap dia sudah berada di tengah2 teman-temannya disana.

"Sabila..." Yuni mengkhawatirkan Sabila.

#
Acara sudah selesai, mereka berpamitan. Ada yang menangis, tertawa.. dan lainnya, membawa kenangan tersendiri, Sabila memandang kosong yang ada di belakangnya. Dia pulang lebih awal.

 Teman-temannya, orang yang disukainya, sekolah tersayangnya... semuanya, adalah.. kenangan.
'selamat tinggal... Irfan' Sabila kembali menoleh kedepan mobil jemputannya yang sudah menunggu di gerbang, dia berlari, meninggalkan suara haknya yang nyaring juga dressnya yang melambai-lambai.

Dia sudah di dalam mobil, sudah setengah perjalanan ditempuh untuk sampai dirumahnya.

#
Yuni sudah puas berfoto dengan Sabila, dia sudah lenyap sekarang. Tangisannya sudah cukup menjadi kenangan bagi pertemanan mereka. Yuni menyesal karena dia tidak bisa membantu Sabila,
   Irfan.. Dia tidak tahu apa apa.
"Maaf gua gak bisa bantu elo,sab :' " Yuni memandang  gerbang yang masih bergerak, tempat terkhir yang dilewati Sabila saat itu.

#
Di Jalan Besar itu, Sabila melamun.
Irfan.. kenapa dia kepikiran itu terus?? sekarang sudah tidak berguna lagi. Pikirannya kosong, dia terhempas bagai daun yang ditiup angin, dan pasir yang dikalahkan gelombang. Dia terhempas...
Terhempas...

"Sab!"
"Sab!"

Sabila tak menyadarinya, secara tidak sadar dia membuka pintu mobil. Kenapa tiba-tiba dia ingin turun dari sana. Supirnya mengerem,

DRIIIIZZZTTT... bunyi,remnya sangat nyaring,cukup untuk menyelamatkan Sabila, cukup untuk membuat mobil itu berhenti. Namun,

Truk besar di belakangnya tak mampu menahan lajunya yang kencang, Mobil Sabila terdorong dengan secepat kilat kedepan,  Truk itu yang melakukannya dengn tidak sengaja menabrak sebuah bangunan. Sabila kali ini benar benar terhampar secara realitas.. supirnya tewas.
dia masih di alam bawah sadarnya, sabila terdampar di bawah reruntuhan, mobilnya sudah tidak beraturan.

Kelopak mata sabila tertutup

#
 Kabel infus, kasur yang keras, selimut bergaris, Bau obat...
  Sabila terbatuk.

"Sab? kamu nggak papa?"
".." sabila terdiam dia masih kesakitan, badannya serasa remuk, dan mulutnya tak kuasa bicara

"Dia bangun!"

Sabila merasa pusing, pengelihatan matanya sangat kabur semua warna tercampur jadi satu. Semua orang mengeilingi Sabila, dia pusing. Sabila mengedipkan matanya berkali-kali agar bisa terlihat jelas. Namun, tak kunjung juga. Akhirnya dia menangis dan memeluk siapapun yang ada didepannya.
   "ah....ma, ma.." Sabila berusaha menebak siapa didepannya.
   "iya, nak.. ini mama, ini mama.." Mama mengusap air matanya dengan tangan sebelahnya.
"sab.." kata mamanya lagi

"Sabila kamu udah bangun?!" sosok disebelah mama, menerjangnya dengan lembut mengusap kepalanya dan memegang erat tangan Sabila.
"Saras...." Sabila berbicara jelas sekarang namun nafasnya sesekali tidak kuat, Saras adalah kembarannya.

Tiba-tiba dokter datang dan Sabila langsung tertidur.

#
* bakal lanjut! ceritanya panjang! tenang aja! kalo Kid Diari -Bali- kemungkinan nanti, aku utamakan cerita yng ini dulu yahh* TUNGGU POS SELANJUTNYA

No comments:

Post a Comment