Saturday, March 30, 2013

He is My Flashback Part 11 [2]

 | Kelanjutannya dari Bioskop |

#
Rumah Sabila,

"Hoaamm.." Sabila merebahkan dirinya di ranjang. Dia lelah seharian menghabiskan wktu dengan Irfan sekaligus senang juga sih. Skrg sudah pukul 4 sore, tentu saja dia sangat lelah .  Kadang-kadang saking senengnya dia loncat di atas kasur, ngaca sampe sejam-an, makan ciki banyak-banyak, ataupun nge-hair dryer rambut yang udah kering, kalo enggak nyoret-nyoret kaca rias nya dengan lipstick. (sumpah ini koplak semua).

Sabila kelaparan,
Dia menuju ke dapur untuk memasak mie sisaan --", terdapat suatu kertas kecil di atas meja dapur. Sabila meraihnya,

Maaf mama tinggal, tapi Saras tiba-tiba pusing. Jadi mama nganterin dia ke rumah sakit.
 

Mama.

"Sarass? kenapa dia?" Sabila menekankan alisnya, dia berdoa agar Saras tidak apa-apa, dia adalah kakak terbaik yang pernah ada sejak Sabila kesepian akhir-akhir ini. Saras juga jarang berada di rumah karena dia Sekolah di luar negeri, dia sangat berharap bisa tinggal lama dengan Saras.

Sabila meraih panci dan sebungkus mie, dia memasak dengan santai.

#
Rumah Sakit,

"Dia belum siuman, pemeriksaannya butuh pembiusan, maaf anda harus menunggu." Seorang suster dengan papan kecil yang dipegangnya berujar sopan setelah membukakan pintu untuk wanita di depannya.

Wanita itu hanya mengangguk lemah dan tersenyum.

Tercium aroma obat sekilas di hidungnya, disusul bau sabun rumah sakit yang wangi. Di atas ranjangnya, gadis muda itu berbaring. Saras

Wanita itu duduk di kursi sebelah ranjangnya, dan memikirkan apa kata dokter tadi.
"Dia punya banyak kelainan darah, namun saudara kembarnya sangat beruntung tidak memiliki ini. Ya, cuma dia yang terkena imbasnya. Ini memang resiko bu. Darahnya terbuang sangat banyak sejak tahun ini, apa yang dia lakukan?"

Air mata Wanita itu menetes membayangkannya,
"Jangan pernah buat dia terlalu tertekan, selalu diawasi. Darahnya sangat berhubungan dengan sarafnya. Peyakit ini saya rasa komplikasi sejak lahir. Kematian mendadak rentan untuknya, jangan pernah remehkan dia bu kalau anda mau dia tetap hidup."

Saras...
Sabila...

#
Rumah Sabila,

Sabila sudah selesai makan, dia ingin menelurusi kamar saudara kembarnya 'Saras' yang kali ini wajah nya sudah berbeda dan udah gak kembar lagi #Poor Sabila. Dia ingin mengenang masa lalunya, soalnya dikamar Saras banyak foto masa kecil mereka.

Sabila membuka pintu nya,
disambut oleh stuff stuff milik Saras. Saras memang tipikal yang dewasa banget, isi kamarnya berkaitan dengan hobbynya, idolanya, dan sekolahnya. Yang paling menarik hati Sabila adalah souvenir2 dari luar negeri yang dibawanya.

Sabila memandangi foto yang dibingkai rapih, terpasang rapih di dinding di atas ranjangnya. Foto itu sangat besar sekali. Di dalamnya ada dua gadis kecil yang berpose sama, berwajah sama, berbaju sama. Sabila hanya tersenyum-senyum saja melihatnya. "Kalo masih sama mukanya mungkin Irfan udh jatuh hati kali ya sama gue.. Hmm.."

Sabila menuju meja belajarnya, dia melihat sehelai sapu tangan.
"Sssaras...?? Iiitu... Darahh?!"
"Gakk.. gak mungkin!"

Sabila terperangah gak percaya.

-----

Maap kalo pendek >_< Ini kan yang [2] nya hehe :D
Kali ini Sabila bakal dilanda banyak konflik dan masalah. Pusing juga sih saya bacanya, masalah nya servita-steven juga gak jelas nih sekarang. Tapi kalo masalahnya Saras ini, ntar bakal jadi Main Topic nya. bakal berhubungan dengan cintanya Irfan. Liat aja nanti [!]

No comments:

Post a Comment