Thursday, March 28, 2013

He is My Flashback Part 11 [1]

Servita menangis

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Lo.. siapa?"
Steven menendang kecil kakinya lalu Servita bangun dan memegang tangan kakaknya.

"Kak Steven.. kenapa??"
Servita pun terkulai pingsan di pundak Steven. Steven spontan menangkapnya.

Di tengah keramaian itu Steven sangat bingung. Dia berfikir keras bagaimana cara mengatasi cewek ini. Steven lalu memapahnya hingga ke parkiran, untung saja itu di dekat pintu.

"Lo nyusahin aja"

Dan sampai saat ini Steven tidak mengenali Servita.

#
Bioskop

"Maaf Sab nunggu lama?"
Irfan berdiri di sebelah Sabila sambil membawa dua kotak popcorn. Lalu menyodorkan salah satunya ke Sabila.

Sabila tersenyum sedikit dipaksa lalu mengambilnya, "Makasih fan"

Sabila's POV
Gue udah makan ini tadi, argh. Kenyang

Sabila menengok ke arah Sabila di dalam kegelapan Theatre.

"Lo tau apa kejutan yang bakal gua kasih?"

Sabila menggeleng malu, lalu Irfan menyodorkan dua buah tiket

"The Avangers!!!"

Lalu Sabila tersenyum sumringah, rasanya ingin sekali dia memeluk Irfan untuk meluapkan emosinya sangking senangnya namun entah kenapa itu tertahan. Sabila benar-benar sudah terperangkap di jantung Irfan. Dia ingin selalu berada di dekatnya. Apalagi senyum Irfan selalu ditunjukannya. Apa Sabila gak tergila-gila?

"Theatre 2 segera dibuka harap memasuki theatre.."

Irfan mendengar itu dengan alis ditekan, dan langsung bangkit. Ia menarik tangan Sabila dan tergopoh-gopoh. Sabila hanya mengikuti, Irfan tersenyum padanya sembari berlari kecil menuju Theatre 2. Semua ini seperti slow motion bagi Sabila. Kejadian saat tangannya ditarik Irfan berlari ditengah keramaian akan selalu diingatnya, entahh sudah berapa kali Irfan tak sengaja maupun sengaja memegang tangannya, namun Sabila tidak peduli  dengan itu, yang penting Irfan selalu di dekatnya walaupun Irfan takkan pernah menjadi miliknya.

SKIP>>

#
Theatre 2

"Maaf Sab lari-lari nih.. hehe" Irfan membenahi tempat duduknya.

Sabila hanya tersenyum kalem, lalu mengambil posisi yang enak untuk menonton.

Sabila's POV
Apa gue akan menikmati filmnya dengan baik? sedangkan Irfan disebelah gue (?)
Apasih yang ada di pikiran Irfan sekarang? gue? film? Cewek yang ditaksirnya? Mantannya yang rese? gue rasa pilihan yang ketiga.

Irfan's POV
Ada apa ini, kenapa jantung gue malah takbiransih. Gak penting banget, gue harusnya nikmatin film ini. Tapi kenapa ya? tuh kan bener, tiap gue deket sabila pasti... gue kepikiran cewek misterius itu. Bukannya move on._. kira-kira move on ke siapa kah gue? Hmmm..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 Irfan melirik ke arah Sabila.. Apa move on ke dia?

Tak terasa film sudah hampir habis,
Sabila gak konsen konsen sama filmnya dan sebenernya.... Irfan juga.

Sabila memecah keheningan,
"Jadi, seorang Irfan yang kece terkenal waktu SMP dulu.. bakal ngejomblo demi nungguin cewek misterius itukah?"

Irfan terkejut lalu menengok ke arah Sabila sambil tersenyum,
"Menurut lo?"

Sabila lalu mendengus, "Kok nanya balik?"
Lalu Sabila buang muka.

Nonton film itu berakhir dengan sangat tidak enak.

#
Di Luar Theatre 2

"Jadi fan, tadi ending nya gimana menurut lo?" Sabila bertanya antusias pada Irfan.

Irfan's POV
GLEKK!
Tadi perasaan tuh pilem gak gue tonton sama sekali.. ya ampun,
Apa yang gue lamunin pas nonton tadi hah?!
Sotoy aja deh lah =))

"Mereka hidup bahagia selamaanyaaaa" Irfan menjawab dengan sotoy sesotoy sotoynya..

Lanjut ke Part 11 [2]!